20 Februari 2013

Al-Qur'an Dan Sunnah Rasul Sebagai Pedoman Hidup

Al-Qur'an dan Sunnah itu adalah kompas yang menunjuki arah perjalanan,
bila dua pedoman ini diabaikan, maka seorang muslim akan tersesat dari
jalan hidup yang benar dan sebaliknya bila pedoman ini dipegang
erat-erat niscaya seorang muslim tidak akan berhasil disesatkan oleh
syetan dan para pengikutnya dari jalan hidup yang benar, seperti yang
disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam: "Kutinggalkan
kepadamu dua pusaka, tidaklah kamu akan tersesat selama-lamanya selama
kamu masìh berpegang teguh kepada keduanya, yaitu kitabullah
(Al-Qur'an) dan sunnah Rasul." (HR. Malik).

Orang yang hidupnya tidak berorientasi kepada ridha Allah biasanya
tidak menghiraukan Al-Qur'an dan Hadits, bahkan tidak sedikit dari
mereka yang melecehkan pedoman hidup yang benar itu, tapi mereka kelak
akan menyesal atas apa yang mereka lakukan tersebut.

04 Februari 2013

Bid'ah

Dalam Islam kata bid'ah cukup populer, terutama jika ada ibadah-ibadah
yang dilakukan oleh umat Islam sekarang dan tidak pernah dilakukan
oleh umat Islam terdahulu (jaman Nabi dan para sahabat).
Nah, apa sih yang dimaksud dengan Bid'ah?

Seorang ulama yang bernama Ibnu Hajar mengatakan bahwa yang dimaksud
sabda Nabi 'setiap bid'ah itu adalah sesat' yaitu sesuatu yang
diada-adakan, dan dia tidak mempunyai dalìl syar'i, baik dalil khusus
maupun dalil umum. (fathul Bari 13/253).
Ibnu Hajar juga menjelaskan sebuah hadits lain tentang bid'ah yaitu,
Rasulullah shallallahu alaihi wassalam bersabda: ''Barangsiapa
mengada-ngada sesuatu dalam urusan agama kami, padahal tìdak ada di
dalamnya, maka dia tertolak''
Hadits ini juga merupakan kaidah utama dalam Islam, karena
sesungguhnya orang yang mendatangkan sesuatu yang baru dalam agama
ini, padahal tidak termasuk dalam ajaran Islam, maka dia akan
tertolak. (Fathul Bari 5/302).

Dari penjelasan Ibnu Hajar di atas dapat disimpulkan bahwa definis
bid'ah secara syari'at adalah setiap hal baru yang diada-adakan dalam
agama Allah yang sama sekali tidak mempunyai landasan dalil.

02 Februari 2013

Prahara PKS, Konspirasi Dan Pemberitaan Media

Berita tentang prahara yang menimpa PKS terkait ditangkapnya mantan
presiden PKS Lutfi Hasan Isaac karena sangkaan kasus suap impor sapi
begitu diblow up oleh media-media nasional (sekuler). PKS yang merasa
tersudutkan pun menyatakan ada konspirasi besar dibalik penangkapan
LHI untuk menghancurkan PKS.

Terlepas dari benar tidaknya kasus yang menimpa LHI atau ada tidaknya
konspirasi yang dikatakan para petinggi PKS biarlah nanti proses hukum
yang menentukan, namun yang perlu diingat, prahara yang tengah melanda
PKS ini harus menjadi pelecut, pengingat dan sarana pembenahan bagi
Parpol Islam atau bahkan ormas Islam sekalipun dalam kiprahnya di
kancah politik Indonesia. Penggunaan simbol-simbol Islam harus membuat
suatu partai atau ormas untuk berhati-hati dalam melangkah, karena
mereka tengah membawa imej Islam.
Dalam politik konspirasi bisa saja terjadi, namun perilaku menyimpang
juga bìsa saja terjadi pada oknum-oknum kader, karena mereka pun
adalah manusia yang tak luput dari kesalahan. Oleh karena itu langkah
kehati-hatian mesti dilakukan, mengingat blunder sedikit saja akan
dimanfaatkan oleh media-media sekuler dan para pemikir liberal yang
memang alergi dengan Islam untuk menyudutkan partai yang bersangkutan
khususnya dan Islam secara umum, Sementara itu langkah-langkah
positif yang dilakukan oleh partai Islam atau ormas Islam tidak begitu
diekspos oleh media-media sekuler itu. Hal yang wajar mengingat mereka
pun punya misi tersendiri.

Sìmbol-simbol Islam adalah kesucian, jika diibaratkan warna, ia adalah
warna putih bersih yang jika ternoda sedikit saja akan sangat nampak
aibnya dibandingkan dengan noda pada warna lainnya, meskipun mereka
bernoda banyak namun tak begitu terlihat.