29 April 2010

Menyikapi Musibah

Bukhari-Muslim meriwayatkan dari Ibnu Mas'ud, ia berkata: "Rasulullah SAW bersabda: 'Bukan termasuk golongan kami orang yang menampar-nampar pipi, merobek-robek pakaian, dan mengeluarkan kata-kata jahiliyyah ( saat mendapat musibah)."
Dari hadis di atas kita dapat menyimpulkan bahwa disaat kita mengalami musibah, entah sakit, orang yang kita cintai meninggal, kita mesti bisa menjaga sikap dengan tidak mengekspresikan kesedihan dengan hal-hal yang berlebihan seperti menampar-nampar diri sendiri, berteriak histeris, atau mengeluarkan kata-kata yang tidak pantas seperti makian, kata-kata keputus asaan dan lain-lain.
Karena hal itu memang tidak dibolehkan, bahkan dinyatakan bahwa kita bukan golongan Nabi Muhammad jika kita melakukan itu.

13 April 2010

Antara Senang Dan Sedih

Selama manusia bersifat variable(berubah-ubah) dan hidup dalam alam yang berubah-ubah pula maka dia harus menyiapkan diri menghadapi kenyataan tersebut.
Selama kita hidup, senang dan sedih akan mendatangi kita bergantian, rasa senang bisa berupa kemenangan dalam persaingan atau mendapatkan sesuatu yang kita inginkan.
Pada umumnya kita mengekspresikan rasa senang kita dengan sesuatu yang berlebihan, seperti merayakan kemenangan dengan pesta pora yang banyak menghamburkan uang. Sementara rasa sedih biasanya muncul karena disebabkan oleh kekalahan, kegagalan dan kehilangan. ketika mengalami hal tersebut biasanya kita akan larut dalam penyesalan, meratapi, atau bahkan ada yang sampai mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
Padahal menurut Allah SWT, kita tidak boleh melakukan hal-hal tersebut, seperti firmannya dalam Al-Qur'an: "Kami jelaskan yang demikian, supaya kamu jangan berdukacita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap yang diberikannya kepadamu, dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri" (QS.Al-Hadid 23).