22 April 2011

Fenomena Bunuh Diri

Banyak orang yang tak kuat dalam menghadapi berbagai persoalan hidup akhirnya melakukan bunuh diri, Padahal persoalan hidup tak mungkin dapat diselesaikan cara bunuh diri. Tindakan bunuh diri adalah tindakan lari dari kenyataan yang hanya dilakukan oleh orang-orang yang lemah Iman dan kepercayaan dirinya telah runtuh, selain itu bunuh diri juga membuktikan betapa lemahnya keyakinan si pelaku terhadap rahmat Allah SWT. Bunuh diri adalah suatu perbuatan dosa, karena dilarang oleh Allah, seperti tercantum dalam Al-Qur'an, Allah berfirman: " Dan janganlah engkau campakkan dirimu dalam kebinasaan (QS al-Baqarah ; 195). Dalam ayat lainnya Allah berfirman: "Dan janganlah kamu membunuh dirimu, sesungguhnya Allah adalah maha penyayang kepadamu," (QS. an-Nisa; 29).

15 April 2011

Sifat Malu

Orang yang mempunyai sifat malu cenderung lebih selamat dari perbuatan dosa, karena orang yang telah kehilangan rasa malu akan berada dalam cengkraman murka dan kebencian, ia pun akan lebih mudah terjerumus dalam perbuatam tak senonoh. Orang yang mempunyai sifat malu tinggal mengurangi rasa malunya jika hendak melakukan hal-hal yang baik dan positif.

08 April 2011

Memaknai Kebebasan

Berharap terbang lepas laksana burung
Namun burung pun mesti belajar terbang pada mulanya dengan segala
rintangan dan penderitaan karena mesti terjatuh. Namun setelah ia bisa
menyelesaikan segala rintangan dan penderitaan itu, maka hasil yang di
rasakan begitu indah, mengesankan dan melegakan. Demikian halnya
dengan manusia yang tengah dilanda kesulitan, ketika ia berjuang dalam
menghadapi kesulitan tersebut dan berhasil mengatasinya, maka
keberhasilan yang ia rasakan begitu indah. Bebasnya ia dari beban
kesulitan akan membuat ia melayang bagai burung yang terbang lepas.

03 April 2011

Menjalani Dan Memanfaatkan Waktu

Apa yang kita lakukan dalam menjalani waktu sejak pagi, siang, petang
dan malam? Sudahkah hari-hari kita di isi dengan beribadah kepada
Allah? Semoga saja itu yang kita lakukan walaupun belum maksimal.
Sementara bagi orang yang tak beriman, menjalani waktu ibarat
mengarungi belantara hutan yang tak pernah ada ujungnya, atau
menyeberangi lautan luas yang tak pernah bertepi. Mereka terus
bergelut dengan ambisi, memenuhi keinginan nafsu yang tidak pernah
membuat lapar dan dahaganya berkurang. Orang-orang seperti ini akan
merasa lelah dalam menjalani hidupnya karena seluruh keringat,
pikiran, dan usahanya tak pernah membuatnya merasa cukup. Semakin
banyak usaha yang ia peroleh semakin tinggi tuntutan untuk memperoleh
yang lebih banyak. Peluh yang menetes ternyata hanya memberi kepuasan
yang makin membakar nafsu untuk mendapatkan yang lebih besar.
Seorang sahabat Nabi SAW, Ibnu Abbas mengungkapkan, "Sesungguhnya ada
seorang hamba yang sangat terobsesi mencapai sesuatu, baik masalah
bisnis maupun kekuasaan. Dan sebenarnya ia dimudahkan untuk mencapai
keinginanya itu. Tapi Allah melihatnya, lalu berkata pada
Malaikat-Nya, "Hindari dia dari apa yang diinginkanya itu, karena
sesungguhnya jika aku mudahkan dia memperoleh keinginanya, maka ia
akan masuk neraka." Maka orang itu pun dihindari oleh Allah dari apa
yang diinginkanya. Selanjutnya orang tersebut menduga-duga dengan
mengatakan, "Kenapa fulan lebih berhasil dariku, kenapa fulan lebih
unggul dariku." padahal apa yang terjadi itu tidak lain kecuali
karunia Allah belaka." (Nurul Iqtibas,49).
Sebenarnya dalam menjalani waktu bukan berarti kita tidak boleh
terobsesi oleh sesuatu, kita tetap dianjurkan untuk bekerja keras
dalam menjalani hidup ini dengan tidak melupakan apa-apa yang telah
diperintahkan dan apa-apa yang dilarang oleh Allah, tapi biasanya
orang yang terlalu keras bekerja untuk meraih segala sesuatu yang ia
inginkan cenderung melalaikan Allah SWT, karena kelelahan dan waktunya
habis terpakai untuk memenuhi segala keinginanya itu.