19 Maret 2014

Jangan Mudah Digiring Oleh Opini Media Mainstream

Peran media baik cetak, elektronik maupun online sangatlah besar pengaruhnya dalam membentuk opini publik, namun media-media tersebut tidaklah obyektif dalam menyampaikan berita, karena mereka tidak hanya mencari keuntungan tapi juga punya misi. Baik misi politik atau misi ideologi. Inilah yang harus diwaspadai! Konten berita atau opini mereka akan menyudutkankan lawan politik atau lawan ideologinya. Sementara untuk memuluskan misinya. Mereka akan membuat pencitraan dengan berita yang masif, intensif dan sistematis melalui sosok-sosok pilihan atau peristiwa-peristiwa fenomenal. Sosok-sosok pilihan tentu saja orang yang ideologinya sama atau jika tidak sama ya minimal orang yang sangat toleran. yang mudah diberi imbalan berupa uang, popularitas dan kekuasaan. Mengenai peristiwa-peristiwapun sama, jika hal negatif menimpa lawan politik dan ideologinya maka berita keburukan itu akan diberitakan selebar-lebarnya bahkan diperluas sampai keluar substansinya, namun jika hal negatif itu menimpa orang seideologi atau sepaham dalam politik maka akan diberitakan sesedikit mungkin atau kalo bisa malah ditutupin. Sebaliknya jika hal positif dilakukan oleh lawan politik dan ideologinya, maka akan diberitakan secara singkat dan alakadarnya bahkan tak jarang dilewat saja tidak diberitakan, sementara jika hal positif dilakukan oleh orang yang seideologi maka akan diberitakan sebesar-besarnya dan dikupas habis bahkan disanjung-sanjung setinggi langit. Mending kalau hal positif itu benar. Gimana coba kalo rekayasa??
Selain konten berita yang harus sejalan dengan kehendak sang pemilik media, bisa saja konten berita atau opini itu adalah pesanan dari orang atau sekelompok orang yang mempunyai finansial yang kuat untuk memuluskan misi politik dan ideologinya.
Jadi kesimpulannya janganlah mudah terprovokasi oleh media, jangan langsung percaya saat menerima berita, carilah berita dari sumber yang berbeda lalu dikomparasi dan dikaji dengan matang. Dan yang paling penting kita harus tahu siapa pemilik medianya, apa ideologinya agar kita bisa lebih waspada dan teliti saat menerima berita yang datang.

03 Maret 2014

Tempo, Media Liberal Yang Patut Diwaspadai

Media yang bersifat liberal di Indonesia seringkali menyudutkan Islam dalam pemberitaanya, salah satu yang menonjol di antaranya adalah Tempo. Dari dulu media ini sangat hoby dan antusias kala memberitakan isu-isu yang terkait dengan Islam, lalu menyudutkannya dengan pandangan yang negatif. Yang terbaru adalah pemberitaan mengenai sertifikat halal dan tuduhan terhadap Ketua MUI Amidhan yang diberitakan dapat bayaran dari Halal Food Council of Europe (HFCE) , namun semua itu terbantahkan, dalam surat
resminya pada tanggal 24-2-2014 lalu, HFCE menyatakan laporan Majalah Tempo itu tidak benar! Amidhan dengan sukarela memberi masukan soal sertifikasi halal.

Maka dari itu kaum muslim harus waspada terhadap pemberitaan media liberal seperti majalah tempo ini, jangan mudah percaya sebelum terbukti kebenaranya, karena pemberitaannya lebih cenderung subyektif dan menyudutkan Islam.