03 Januari 2009

Faham Maksiatisme Di Malam Tahun Baru

Menjelang malam tahun baru, bagi sebagian besar orang adalah momentum pesta pora yang sayang untuk dilewatkan, namun berbagai cara yang mereka lakukan kebanyakannya berbau maksiat. Dan itu dilakukan oleh berbagai lapisan masyarakat, baik dari kalangan atas maupun kalangan bawah.

Pesta minuman keras dan seks bebas menjadi skenario utama selain penghamburan uang yang diwakili oleh gemerlapnya kembang api yang mewarnai malam pergantian tahun tersebut. Hotel-hotel dan villa-villa menjadi tempat berpesta pora masyarakat kalangan atas, sedangkan lapangan terbuka, alun-alun kota, tepi pantai dan kawasan pegunungan menjadi tempat favorit penggila pesta masyarakat kalangan menengah ke bawah.
Namun adapula yang mengadakan acaranya sendiri disekitar tempat tinggalnya dengan acara bakar ayam, ikan dan bakar2 lainnya.
Namun tetap saja dimanapun pesta malam tahun baruan tersebut dilakukan, unsur kemaksiatan itu selalu ada, memang sih nggak semuanya begitu, tapi faham maksiatisme memang sudah merasuk dalam diri sebagian besar masyarakat. Di hari-hari biasa saja kemaksiatan sudah merajalela, apalagi di malam tahun baru, yang sudah menjadi ritual tahunan, dimana masyarakat diberi kebebasan untuk berpesta, sehingga peraturan menjadi longgar. Orang tua memberi izin spesial anak gadisnya keluar rumah hingga pulang pagi, tanpa khawatir apa yang akan dilakukan oleh anaknya itu semalaman, memberikan uang lebih kepada anaknya, tanpa mau tahu untuk apa uang itu dipergunakan. Maka tak heran apabila intensitas kemaksiatan di malam tahun baru lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasa.

2 komentar:

Hendar.ape mengatakan...

Btl jg th bng yg d blng...taun bru bsa d jd kan ajng maksiat..satuju pisan.

Langlang Kelana mengatakan...

Ho oh...thanx y..